When Bad Things Happen To Good People

[When Bad Things Happen To Good People: Apa Yang Membuat Orang Baik Mengalami Hal Buruk?/oleh Harold S Kusher; terj. Generius Blomen Nomer; Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer; 2004; xxii + 167 hlm; 20cm]


Selama ini, aku menganggap Tuhan adalah maha segalanya. Tapi mengapa perang, bencana, musibah, penderitaan terus saja terjadi? Dimana kuasa Tuhan? Sulit buat aku untuk menerima kata-kata orang bahwa di balik bencana, musibah, penderitaan, sebenarnya ada hikmah atau pelajaran yang ingin disampaikan Tuhan. Buat aku Tuhan adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Yang Rachman dan Rahim. Jadi mustahil pikiran dan hatiku menerima bahwa Tuhan tega-teganya mengorbankan ciptaanNya sendiri. Mengorbankan berjuta-juta bayi, anak-anak, perempuan dan laki-laki yang tidak bersalah dalam perang, bencana, musibah ... hanya untuk memberi pelajaran bagi manusia lainnya. Kalau sekedar untuk memberi pelajaran atau hikmah, pasti Tuhan bisa pakai cara-cara lain... yang tidak mengorbankan jiwa. Pastilah Dia bisa pakai cara-cara non-violence. Pasti Dia paham tentang empowerment. Ini jadi tanda tanya besar dalam hidupku.

Pertanyaan-pertanyaan itu pelan-pelan terjawab saat aku baca buku Neale Donald Walsch, Conversations with God. Aku dapat buku itu secara nggak sengaja di Pontianak, tepat di hari ulang tahunku. Jadinya itu aku anggap salah satu kado ulang tahun yang terindah. Sebuah pencerahan. Setelah itu aku juga dapat pencerahan dari buku When God Says No karya Judith Briles. Dan Sekarang tambah lagi dari buku ini. Bahkan satu buku ini khusus membahas pertanyaan besarku.

Kini aku mulai paham bahwa memang benar Tuhan adalah maha segalanya tapi tetap ada hal-hal yang tidak bisa ia lakukan. Tuhan tidak bisa menghentikan penderitaan di dunia ini agar tidak ada lagi orang yang berperang, tidak ada orang yang kelaparan, tidak ada lagi orang yang sakit, tidak ada lagi orang yang putus asa, tidak ada lagi orang yang terluka jiwa dan raganya. Tuhan tidak bisa melakukan itu. Persis seperti ketika malam sebelum pengumuman hasil ujian kita berdoa semalam suntuk agar dapat nilai bagus .., Tuhan tidak bisa mengubah nilai-nilai ujian kita.

Sekarang aku mulai mengerti bahwa hadiah terbesar yang diberikan Tuhan kepada mahluknya adalah kebebasan. Tuhan tidak hanya memberi kita kebebasan untuk berbuat benar, Dia juga memberi kebebasan untuk berbuat salah. Dalam konteks kebebasan ini, Tuhan memilih untuk tidak campur tangan. Dan dalam konteks ini jugalah Tuhan jadi memiliki keterbatasan.
Pelan-pelan aku mulai bisa memahami bahwa Tuhan bukan penyebab maupun pencegah malapetaka dan segala penderitaan. Tuhan tidak bisa menjanjikan kehidupan manusia di dunia bebas dari penderitaan dan kekecewaan. Yang bisa Tuhan janjikan adalah manusia tidak akan sendirian dalam penderitaannya. Di sinilah, sebenarnya, kekuatan doa.

Untuk sementara, itulah yang bisa diterima otakku dan hatiku. Aku akan terus bertanya, terus mencari.

[Ketika mengetik ini, berita di TV mengabarkan duka tentang puluhan anak kecil yang tewas di Qana, menjadi korban perang di Timur Tengah. Aku tahu bukan Tuhan yang mengorbankan mereka...]

No comments:

Post a Comment